Pada dasarnya, peradangan sendi adalah salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi di Indonesia. Prevalensinya terus naik seiring dengan bertambahnya usia. Jadi, kondisi ini seringkali menghampiri paruh baya dan lansia. Namun, tidak sedikit anak muda yang juga mulai merasakannya.
Hal ini jelas membuat orang bertanya-tanya apakah radang sendi berbahaya atau tidak. Pada tahap ringan, Anda mungkin hanya akan merasakan nyeri, bengkak, dan beberapa tanda inflamasi lainnya. Namun, jika dibiarkan, kondisinya akan memburuk dan memicu dampak yang membahayakan.
Dampak yang paling buruk adalah kerusakan sendi permanen. Hal ini dapat membuat Anda kesulitan bergerak dan melakukan aktivitas harian. Jadi, sebelum ini terjadi, segera kenali peradangan sendi itu seperti apa, apa saja jenis-jenis dan pemicunya, serta bagaimana upaya pencegahannya!
Jenis-Jenis dan Pemicu Peradangan Sendi
Meskipun gejalanya hampir mirip, yaitu pembengkakan dan rasa nyeri di area sendi, namun ada beberapa jenis peradangan sendi yang perlu Anda ketahui. Pemicunya pun ada yang berbeda. Berikut ini penjelasan lengkapnya!
1. Osteoarthritis
Pemicu utama osteoarthritis adalah karena penurunan fungsi sendi akibat pengikisan di permukaan tulang rawan. Karena itulah sekitar 73% orang yang mengalami kondisi ini berusia lebih dari 55 tahun. Menurut WHO, ada 528 juta orang di dunia hidup dengan osteoartritis di tahun 2019, kasusnya naik 113% sejak tahun 1990.[1]
Meskipun kebanyakan kasusnya karena faktor usia, namun ada beberapa penyebab radang sendi pada usia muda untuk osteoarthritis. Beberapa di antaranya adalah karena faktor-faktor berikut!
- Genetika.
- Cendera sendi, entah itu karena benturan, kecelakaan, cedera, patah tulang, atau trauma lainnya.
- Obesitas.
- Diabetes.
- Gangguan kardiovaskular.
- Jenis kelamin, mengingat ada lebih banyak wanita yang mengalami osteoarthritis daripada pria.
- Masalah sendi yang sudah ada sebelumnya, seperti asam urat dan rematik.
Sebenarnya, semua bagian sendi dapat mengalami masalah kesehatan ini. Namun, yang paling sering terpengaruh adalah lutut, pinggul, tulang belakang, dan tangan. Ketika mengalami ini, Anda akan merasa kaku dan sulit menggerakan area sendi yang sakit. Terkadang, sendi juga akan membengkak.
2. Rheumatoid Arthritis
Apabila melihat dari gejalanya saja, kondisi rheumatoid arthritis dan osteoarthritis memang tidak jauh berbeda. Keduanya, sama-sama bisa menyerang semua bagian sendi dan menimbulkan rasa sakit, kaku, dan bengkak. Namun, pemicunya jelas tidak sama.
Hal ini karena rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun. Pemicunya adalah sistem imun di dalam tubuh yang menyerang target yang salah. Targetnya adalah membran sinovial yang membungkus dan melindungi sendi. Hal ini dapat memicu respon inflamasi.
3. Sindrom Reiter
Pemicu masalah ini adalah infeksi bakteri, namun datangnya tidak langsung dari sendi. Pada umumnya, infeksi ini datang dari area usus, alat kelamin, saluran kemih, dan beberapa bagian tubuh lain. Pada umumnya, respon inflamasi akan terasa di area lutut dan pergelangan kaki.
Ada beberapa bakteri yang dapat memicu radang sendi lutut dan pergelangan kaki ini, seperti E.coli, Klamidia, Campylobacter, Salmonella, Shigella, dan Yersinia.
4. Septic Arthritis
Sama seperti sindrom reiter, pemicu septic arthritis adalah infeksi bakteri. Bakteri yang paling umum adalah S.aureus. Namun selain bakteri, virus, jamur, dan patogen lain juga dapat memicu peradangan ini. Bedanya, infeksi tersebut biasanya masuk melalui luka terbuka, gigitan hewan, atau trauma lainnya.
5. Gout Arthritis
Anda mungkin lebih mengenal masalah kesehatan ini dengan nama asam urat. Pemicunya adalah karena penumpukan asam urat, yaitu produk limbah yang dihasilkan tubuh Anda saat memecah purin.
Upaya Pencegahan Peradangan Sendi
Setelah mengetahui jenis-jenisnya, wajar rasanya jika Anda ingin tahu apakah penyakit radang sendi bisa sembuh atau tidak. Jika pemicunya adalah infeksi, maka Anda bisa sembuh. Namun, jika pemicunya adalah pengikisan sendi dan penyakit autoimun, maka Anda tidak akan bisa sembuh.
Meskipun begitu, Anda bisa mengurangi gejalanya dan mencegah gejalanya datang lagi dengan beberapa cara berikut!
1. Pola Makan Sehat
Untuk mencegah asam urat, pola makan sehat itu sangat penting. Menurut penelitian di Pubmed Central, pola makan yang kaya purin dapat memicu serangan asam urat berulang.[2] Karena itu, Anda perlu menghindari daging merah dan daging unggas, jeroan, tiram, dan makanan tinggi purin lainnya.
2. Rajin Olahraga
Berdasarkan studi dari Universitas Harvard, olahraga juga dapat mencegah dan mengatasi nyeri sendi. Ketika melakukannya secara teratur, olahraga memungkinkan Anda untuk menunda dan bahkan menghindari sendi bermasalah. Caranya dengan memperkuat otot pendukung utama dan memulihkan fleksibilitas.[3]
3. Jaga Berat Badan Ideal
Obesitas dapat membuat beban sendi lebih besar, karena itu sendi pun rentan mengalami peradangan.[4] Karena itu, usahakan untuk selalu menjaga berat badan ideal yang sesuai dengan BMI.
4. Hindari Cedera
Terakhir, hindari cedera. Anda dapat mencegahnya dengan menggunakan pelindung lutut dan sendi lain ketika mengendarai sepeda, sepeda motor, berolahraga, dan melakukan aktivitas rentan cedera lainnya.
Jika terlanjur merasa nyeri, Anda dapat mengatasinya dengan berbagai cara, termasuk mengonsumsi obat herbal. Salah satunya adalah Sido Muncul Natural Remago. Anda dapat mengonsumsi 2 kali sehari satu kapsul untuk pengobatan dan 1 kapsul sehari untuk pencegahan.Suplemen ini terbuat dari jahe merah, yang merupakan agen analgetik dan antiinflamasi yang efektif mengobati nyeri, kaku, dan gejala peradangan sendi yang lain. Jadi, ayo dapatkan produknya di marketplace pilihan Anda sekarang juga!